Jakarta, Banyumas.News – Lolosnya Timnas Indonesia ke semifinal Piala Asia U-23 setelah mengalahkan Korea Selatan menghadirkan euforia bagi masyarakat Indonesia.
Seusai mengalahkan Korea Selatan, Timnas Indonesia akan bertanding melawan Uzbekistan pada Senin (29/4/2024) pukul 21.00 WIB.
Permainan dan taktik hebat Timnas Indonesia tidak luput dari pengaruh Shin Tae-yong. Keberhasilan pelatih asal Korea Selatan dalam membawa Indonesia menuju semifinal, membuat banyak orang mengapresiasi kinerjanya.
Berbagai apresiasi dilakukan warganet yang ditujukan kepada Shin Tae-yong, salah satunya dengan penggantian nama Jalan Kramat Sentiong menjadi Shin Tae-yong.
Jalan Kramat Sentiong berada di Jakarta Pusat. Jalan ini memiliki banyak sejarah sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamirkan. Lalu bagaimana sejarah dari nama Jalan Kramat Sentiong?
Sejarah Jalan Kramat Sentiong
Berada di Jakarta Pusat, asal usul Kramat Sentiong terjadi sejak zaman penjajahan Jepang. Nama “Kramat” diambil karena sadisnya pembunuhan yang dilakukan oleh tentara Jepang ke rakyat Indonesia dan tentara Belanda.
Saat terjadinya penjajahan, orang Belanda ditahan oleh Jepang menggunakan bambu agar tidak melarikan diri dari rumahnya. Kali Ciliwung adalah saksi bisu tempat pembantaian rakyat Indonesia dan Belanda. Saat itu, masyarakat Kramat sering menemukan tengkorak ketika ingin menggali sumur di kali Ciliwung.
Sedangkan nama “Sentiong” adalah istilah dalam penyebutan kuburan Tionghoa. Dahulu, wilayah Kramat memiliki lahan pemakaman warga Tionghoa yang dikenal sebagai Sentiong.
Sentiong ditandai dengan bentuk setengah lingkaran yang ada pada makam tersebut. Bentuk setengah lingkaran tersebut menunjukkan makam tersebut dikeramatkan, dan hal ini yang diduga menjadi asal usul dari nama Kramat Sentiong.
Seiring berjalannya waktu, saat ini jalan Kramat Sentiong menjadi jalan utama yang dilewati berbagai moda transportasi darat. Jalan tersebut juga sebagai saksi bisu dari sejarah Indonesia sejak masa penjajahan, kemerdekaan, hingga saat ini.