Jakarta, Banyumas.News –Perusahaan Tiongkok Huawei Technologies mencatat pertumbuhan laba lebih dari dua kali lipat pada 2023, didorong oleh perkembangan bisnis cloud dan digitalnya, meskipun dihadapkan pada sanksi Amerika Serikat (AS) yang menghambat bisnisnya.
Berdasarkan laporan keuangannya yang dikutip dari AP, Jumat (29/3/2024), perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini mencatatkan laba bersih sebesar 87 miliar yuan (US$12 miliar). Pendapatannya melonjak hampir 10% dari tahun sebelumnya mencapai 704,2 miliar yuan (US$ 97,4 miliar).
Rotating Chairman Huawei Ken Hu menyampaikan, angka tersebut sesuai dengan proyeksi perusahaan.
“Kami telah melewati berbagai rintangan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kami terus berkembang meskipun menghadapi segala kesulitan,” kata Hu.
Sebagai salah satu merek teknologi terbesar Tiongkok, Huawei terus berada di tengah ketegangan antara Tiongkok dan AS terkait isu teknologi dan keamanan.
Pemerintah AS telah memberlakukan larangan bagi perusahaan-perusahaan AS untuk berbisnis dengan Huawei, membatasi aksesnya terhadap cip komputer dan perangkat lunak tertentu, termasuk layanan Google untuk ponsel pintarnya, serta mencegah Huawei menjual peralatan telekomunikasinya ke pasar AS.
Meskipun demikian, Huawei tetap fokus pada pengembangan bisnis komputasi awan dan membantu industri untuk beralih ke model operasional yang lebih digital.
Pendapatan dari bisnis komputasi awan Huawei tumbuh hampir 22% year on year pada 2023 mencapai 55,3 miliar yuan (US$ 7,7 miliar). Penjualan di bisnis digital power tumbuh 3,5%. Sementara itu, penjualan terkait layanan otomotifnya melonjak lebih dari dua kali lipat.