Jakarta, Banyumas.News – Harga minyak mengalami lonjakan lebih dari US$ 1 per barel pada Kamis (28/3/2024) di tengah prospek pengurangan produksi OPEC+, serangan terhadap infrastruktur energi Rusia, dan penurunan jumlah rig AS yang mengetatkan persediaan minyak mentah.
Dilansir dari Reuters, Jumat (29/3/2024), minyak mentah berjangka Brent untuk Mei 2024 stabil di angka US$ 87,48 per barel dan mencapai level tertinggi sejak 27 Oktober 2024 setelah meningkat sebesar US$ 1,39 (1,6%). Sedangkan kontrak Juni 2024 berakhir pada US$ 87 per barel, naik US$ 1,58.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei 2024 mengakhiri perdagangan pada US$ 83,17 per barel atau naik US$ 1,82 (2,2%).
Brent naik sekitar 2,4% dan WTI sekitar 3,2% dalam satu minggu ini, menandai kenaikan berturut-turut selama tiga bulan terakhir.
Meskipun sebelumnya harga minyak tertekan oleh kenaikan persediaan minyak mentah dan bensin AS, terutama disebabkan oleh impor minyak mentah yang meningkat dan permintaan bensin yang lesu, peningkatan stok minyak mentah ternyata lebih kecil dari perkiraan American Petroleum Institute.
Para analis mencatat, peningkatan tersebut juga lebih rendah dari perkiraan yang telah disusun untuk tahun ini.