Jakarta, Banyumas.News – Sejarah Akademi Militer (Akmil) penting diketahui sebagai salah satu bagian perjalanan bangsa Indonesia. Akmil menjadi salah satu jenjang pendidikan impian bagi yang ingin berprofesi sebagai anggota TNI Angkatan Darat (TNI AD). Pasalnya, Akmil bertujuan mencetak taruna dan taruni Akmil yang ketika lulus akan menjadi perwira TNI berpangkat letnan dua (letda).
Akmil merupakan sekolah pendidikan TNI AD yang berlokasi di Kota Magelang, Jawa Tengah. Sekolah ini membuka pendaftaran untuk 2024 secara online. Pendaftaran akan mulai dibuka pada 1 Februari 2024.
Berikut sejarah perjalanan Akmil yang telah melewati berbagai tantangan.
Sejarah Akmil
Dilansir dari situs resmi akmil.ac.id, sejarah Akmil dimulai pada 31 Oktober 1945. Saat itu Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo yang menjabat Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat memerintahkan pendirian Militaire Academie (MA) di Yogyakarta. Namun, MA Yogyakarta ditutup sementara pada tahun 1950 setelah meluluskan dua angkatan, dan taruna angkatan ketiga menyelesaikan pendidikannya di KMA Breda, Nederland. Pada saat yang sama, berbagai tempat lain mendirikan Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi kebutuhan TNI AD / ABRI.
Selanjutnya, pada 1 Januari 1951, didirikan SPGi AD (Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat), di Bandung. Kemudian SPGi AD berubah nama menjadi Atekad (Akademi Teknik Angkatan Darat) pada 23 September 1956. Lalu, pada 13 Januari 1951, P3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat) juga didirikan di Bandung. Melihat banyaknya sekolah perwira TNI AD pada saat itu, pada 1952 muncul gagasan untuk mendirikan Akademi Militer.
Peresmian AMN di Magelang
Setelah melalui berbagai proses, pada 11 November 1957, Presiden Ir Soekarno meresmikan pembukaan Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang, sebagai kelanjutan dari MA Yogyakarta.
Selanjutnya, pada 1961, Akademi Militer Nasional Magelang diintegrasikan dengan ATEKAD Bandung menjadi Akademi Militer Nasional.
Pembentukan Akabri
Untuk menyederhanakan struktur, ada 16 Desember 1965, semua Akademi Angkatan (Akademi Militer Nasional, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara, dan Akademi Angkatan Kepolisian) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri).
Akabri Udarat
Sesuai dengan tuntutan tugas, maka pada 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi Akabri Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri Bagian Umum dan Akabri Bagian Darat. Akabri Bagian Umum mendidik taruna tingkat I selama satu tahun, termasuk pendidikan dasar keprajuritan candradimuka, sedangkan Akabri Bagian Darat mendidik taruna Akabri Bagian Darat mulai tingkat II sampai dengan tingkat IV. Seiring berjalannya waktu, pada 29 September 1979 Akabri Udarat berubah namanya menjadi Akabri Bagian Darat.
Pembentukan Akmil
Dalam rangka reorganisasi ABRI pada 14 Juni 1984, Akabri Bagian Darat berubah nama menjadi Akmil (Akademi Militer). Selanjutnya, pada 1 April 1999, Polri terpisah dari tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah menjadi TNI. Akabri pun berubah nama menjadi Akademi TNI, terdiri dari Akmil, AAL, dan AAU.
Pada 12 Mei 2008, dalam rangka reorganisasi, pendidikan dasar keprajuritan candradimuka dan pendidikan integratif Akademi TNI diselenggarakan langsung di bawah mako Akademi TNI. Akmil kini menyelenggarakan pendidikan khusus taruna Angkatan Darat tingkat II, III, dan IV.