Samarinda, Banyumas.News –Baim (BM) bocah berusia 13 tahun yang sebelumnya tinggal seorang diri di area perkebunan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), kini tinggal di pondok pesantren. Setelah lima hari berada di pesantren, kondisinya terpantau sehat dan baik-baik saja.
Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim memastikan bahwa pemantauan terhadap Baim akan terus dilakukan, baik secara fisik maupun psikologis selama tinggal di pondok pesantren.
Ketua TRC PPA Kaltim Rina Zainun menyampaikan bahwa semua biaya hidup Baim selama tinggal di pondok pesantren ditanggung secara gratis, mengingat statusnya sebagai siswa kurang mampu. TRC PPA Kaltim telah menyediakan kebutuhan awal Baim, seperti kasur, bantal, lemari, dan pakaian gamis.
“Kami hanya melengkapi fasilitas-fasilitas yang kurang di sana. Tempat tidurnya sudah penuh, maka kami membelikan kasur, bantal, kemudian lemari sendiri, dan pakaian gamisnya,” ujar Rina kepada Banyumas.News saat ditemui di Kantor TRC PPA Kaltim di Samarinda, Jumat (17/11/2023) pagi.
Rina menegaskan bahwa TRC PPA Kaltim akan memastikan bahwa kondisinya memenuhi kehidupan yang layak seperti anak-anak seusianya. Terkait keputusan untuk tinggal di pondok pesantren, Rina mengatakan itu merupakan keinginan Baim sendiri.
“Dari awal pada saat kita lakukan mediasi, anak ini kita tanyakan. Dia memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren. Akhirnya kita coba komunikasi kepada pihak ustaz, Alhamdulillah direspons dengan baik,” pungkas Rina.
Diberitakan Banyumas.News sebelumnya, kisah Baim menyita perhatian publik setelah dirinya hampir satu bulan tinggal sendirian di hutan kota Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda dalam sebuah tenda. Baim memutuskan tinggal sendirian seusai kedua orang tuanya bercerai.
Selama sebulan, Baim bertahan dari cuaca dengan tenda kemping dan hanya menggunakan cahaya lilin saat malam tiba. Kisah tragis Baim menarik perhatian TRC PPA Kaltim, yang segera datang ke lokasi setelah menerima laporan. Saat ditemukan, Baim duduk bersila di dalam tendanya.
Baim menghuni tenda tersebut dengan menggunakan kasur busa bekas yang diambil dari tempat sampah, sementara penerangan diandalkan dari lilin yang diperoleh dari masyarakat sekitar.