Pasuruan, Banyumas.News – Upaya investigasi dan evakuasi bangkai pesawat Super Tucano jenis EMB-314, di wilayah lereng pegunungan Kundi Desa Wonorejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur terkendala medan ekstrem.
Bangkai pesawat yang berada di medan ekstrem, dengan kontur tanah berupa tebing dan cuaca berkabut menyulitkan petugas dalam melakukan evakuasi bangkai pesawat, serta pencarian kotak hitam atau black box.
Seperti yang terlihat dalam rekaman video amatir, petugas gabungan terlihat berjibaku berupaya memindahkan bangkai pesawat,dengan cara ditarik menggunakan tali tambang.
Sebelumnya rombongan tim investigasi, tiba di Posko Tim Sar Wonokitri Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, sekitar pukul 08.30 WIB. Kepala Pusat Kelaikan Keselamatan Terbang dan Kerja TNI Angkatan Udara (Kapuslaiklambangjaau), Marsda TNI Benedictus Benny tampak turut hadir di lokasi.
Marsda TNI Benedictus memimpin proses investigasi mengenai jatuhnya dua pesawat tempur TT-3111 dan TT-3103. Satu per satu tim, berangkat menuju titik pesawat tempur Super Tucano bernomor TT-3111 yang jatuh.
Sejumlah personel gabungan yang terdiri dari TNI AU, TNI AD, kepolisian, dan BBTNBTS, terlihat juga bersiaga di Posko Tim SAR.
Kepala Resort Bukit Penanjakan Bromo, Susiono, mengungkapkan terjalnya kondisi medan tempat bangkai pesawat berada, membuat petugas gabungan kesulitan melakukan evakuasi.
Meski sudah berupaya melakukan pemindahan secara bersama, tetapi bangkai pesawat Super Tucano bernomor TT-3111 itu sulit dipindahkan. Adapun setelah ditarik menggunakan tali tambang, bangkai pesawat hanya bergeser sedikit.
“Hanya bergeser sekitar 5 meter turun ke bawah, dan pesawat juga bisa terbalik setelah ditopang dengan kayu,” ungkapnya.
Belum diketahui pasti, sampai kapan upaya evakuasi bangkai pesawat bakal dilakukan. Sampai saat ini, petugas masih terus bersiaga di sekitar lokasi bangkai pesawat.
Diberitakan sebelumnya, dua pesawat berjenis EMB-314 Super Tucano dengan tipe pesawat alutsista dan nomer TT-3111 dan TT-3103, dari satuan Skadron Udara 21 terjatuh saat tengah melakukan latihan.
Dua pesawat tempur taktis tersebut, diketahui jatuh di dua lokasi berbeda. Lokasi pertama, pesawat jatuh di areal ladang warga masuk Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan.
Lokasi kedua, yakni di lereng pegunungan Kundi masuk Desa Wonorejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan. Di mana dua lokasi tersebut, masuk wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).