Malang, Banyumas.News – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menggencarkan kegiatan pasar murah di seluruh wilayah Jatim. Pasar murah digelar untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menekan sejumlah bahan pokok yang saat ini mengalami kenaikan harga.
“Pasar murah ini digelar untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menyediakan bahan pokok terjangkau bagi masyarakat,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa seusai mengikuti Gerak Jalan Sehat, di Kota Malang, Sabtu (11/11/2023).
Dia menjelaskan, dengan adanya pasar murah, Pemprov Jatim menjual sejumlah komoditas penting seperti beras, minyak, gula pasir, dan telur ayam.
“Semua komoditas di pasar murah dijual dengan harga di bawah pasaran atau harga eceran tertinggi (HET),” ujarnya.
Khofifah mencatat, harga beras medium misalnya, jika di pasar rakyat Kota Malang, beras Rp 11.450 per kilogram, sedangkan di pasar murah Pemprov Jatim, dipatok Rp 10.300 per kilogram.
Untuk harga komoditas Minyakkita, jika saat ini harga Rp 14.917 per liter, di pasar murah Rp 13 ribu per liter. Selanjutnya, harga gula pasir di pasar Rp 15.500 per kilogram, di pasar murah Rp 14.000.
Kemudian untuk harga telur ayam ras Rp 25.667 per kilogram, di pasar murah dijual Rp 23.000 per kilogram.
Ia menyebut, untuk harga rata-rata komoditas penting di pasar rakyat masih lebih tinggi. Oleh karena itu, melalui pasar murah, sejumlah bahan pokok dijual dengan harga di bawah pasaran.
“Pasar murah ini merupakan upaya kami untuk mendekati harga yang terjangkau bagi masyarakat. Jadi, kami bersama pemerintah daerah akan terus berupaya untuk menekan harga bahan pokok yang saat ini mengalami kenaikan,” tandasnya.
Khofifah menambahkan, dengan kondisi tersebut, Khofifah memastikan harga edar beras medium di Jawa Timur merupakan yang termurah di Pulau Jawa.
“Itu artinya pengendalian dari seluruh lini, bergerak bersama dengan tim Bulog untuk melakukan penetrasi harga beras di pasaran. Kalau yang dijual di pasar murah pasti di bawah HET,” katanya.
Untuk produksi padi dan beras di Jawa Timur pada periode September 2022 hingga September 2023 dipastikan surplus sebesar 9,23 persen dari total kebutuhan.
Kata Khofifah, di Tuban, misalnya, harga gabah kering panen (GKP) sudah lebih tinggi dari harga pokok pemerintah (HPP), sehingga menyebabkan harga pada tingkat akhir juga tinggi. Melihat kondisi pemerintah daerah akan berupaya untuk menekan harga tersebut.