Chicago, Banyumas.News– Harga minyak naik pada Jumat (10/11/2023), tetapi secara mingguan turun ketiga kalinya karena kekhawatiran gangguan pasokan akibat konflik Israel-Hamas mereda. Israel setuju akan melakukan gencatan senjata 4 jam sehari di Gaza.
Dikutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent kontrak Januari naik 73 sen menjadi US$ 80,74 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) acaun AS kontrak Desember berada di US$ 76,40, naik 66 sen.
Minyak Brent berjangka turun 4,9% pada minggu ini, sementara WTI anjlok 5,1% pada pekan ini. Penurunan selama 3 minggu ini merupakan pelemahan terpanjang mingguan sejak pertengahan April hingga awal Mei lalu. “Ancaman gangguan pasokan dari Timur Tengah terus menurun,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan Jumat.
ANZ mengatakan konflik masih dapat diatasi dengan baik di Gaza, meski ada kekhawatiran risiko akan meningkat karena negara-negara tetangga Arab menunjukkan ketidaksenangan pada Israel.
Gedung Putih pada Kamis (9/11/2023) mengatakan Israel setuju menghentikan operasi militer di bagian utara Gaza selama 4 jam sehari, meski belum ada ada tanda-tanda gencatan senjata sepenuhnya.
Meredanya kekhawatiran pasokan minyak akibat konflik Israel-Hamas terjadi seiring poryeksi permintaan Tiongkok, importir minyak terbesar di dunia akan tertekan.
Data ekonomi Tiongkok minggu ini mengarah pada melemahnya permintaan minyak. Pabrik penyulingan di Tiongkok, pembeli minyak mentah terbesar dari eksportir dunia, Arab Saudi, mengurangi permintaan untuk bulan Desember.
Namun, analis di Citi memperkirakan tekanan akan mereda dan harga minyak akan pulih setelah jatuh ke level terendah sejak Juli awal pekan ini. “Kami memperkirakan harga minyak akan berkonsolidasi,” kata Citi.