Gaza, Banyumas.News – Militer Israel mulai mengerahkan buldoser lapis baja D9R yang dijuluki Teddy Bear ke Gaza. Meski dinamai boneka beruang yang lucu, kendaraan lapis baja itu punya reputasi yang tidak menggemaskan.
Buldoser Teddy Bear memiliki berat 60 ton dengan tinggi hampir 4 meter, dan lebar sekitar 4,5 meter. Buldoser ini dilengkapi dengan lapis baja, bilah dozer depan yang besar, dengan kokpit pengemudinya yang antipeluru, yang membuat dua orang di dalamnya terlindungi dari para sniper atau penembak jitu.
Buldoser buatan AS ini mulai digunakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada 2015 lalu,. Buldoser perang ini diklaim mampu menghindari rocket propelled grenade (RPG) atau granat berpeluncur roket.
Dalam beberapa hari terakhir, sejak Israel melancarkan serangan darat ke Gaza , buldoser Teddy Bear ini telah beroperasi di wilayah Gaza dan di Tepi Barat.
Laporan menunjukkan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengerahkan 100 unit buldoser, yang satu unitnya seharga US$ 1 juta, dalam serangan-serangan daratnya.
Brigade Al Qassam Hamas pada hari Selasa (31/10/2023) lalu, mengeklaim telah menghancurkan dua tank dan buldoser Teddy Bear Israel tersebut di barat laut Gaza.
Kemungkinan besar kegunaan buldoser ini akan digunakan untuk melindungi pasukan dan menghancurkan jebakan yang dipasang oleh Hamas.
Mesin yang diproduksi oleh Caterpillar, perusahaan yang berbasis di Texas ini memiliki sejarah yang kontroversial. Mereka digunakan dalam perang Gaza tahun 2008-2009 yang dikenal sebagai Operasi Cast Lead, yang menyebabkan 1.400 orang tewas.
Pada bulan Maret 2003, Rachel Corrie, seorang aktivis perdamaian Amerika, tewas tertimpa buldoser D9R ketika dia mencoba melindungi rumah-rumah di Gaza selatan yang diserang Israel.
Militer Israel mengatakan pengemudinya tidak melihat aktivis berusia 23 tahun dari Washingtonitu, dan menyatakan itu adalah kecelakaan.
Orang tua Rachel Corrie, Craig dan Cindy, berjuang melalui hukum yang panjang di pengadilan. Namun pada tahun 2012 pengadilan Israel memutuskan pengemudi buldoser tidak bersalah. Mereka juga dilarang oleh pengadilan untuk menuntut Caterpillar di AS, karena buldoser tersebut dijual ke Israel sebagai bagian dari kebijakan Pemerintah AS.