Lumajang, Banyumas.News – Penyelenggaraan parade biasanya digelar di jalan atau lapangan terbuka. Namun, kali ini berbeda dengan gelaran parade tari di Kabupaten Lumajang ini.
Sebuah parade tari tradisional diselenggarakan di tepi pantai selatan dengan lewat Segoro Topeng Kaliwungu. Puluhan ribu warga terlihat memadati kawasan Pantai Watu Pecak yang berada di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian pada Minggu sore (25/6/2023).
Mereka sengaja datang untuk menikmati acara Segoro Topeng Kaliwungu yang merupakan puncak dari South Beach Festival.
Disana, mata para pengunjung seakan terhipnotis akan aksi para penari jaran kencak sebagai pembuka. Terlihat puluhan menari-nari di atas hitamnya pasir pantai selatan diiringi nyanyian gamelan.
Puncaknya, sebanyak 500 penari topeng kaliwungu serentak menyajikan aksi yang memukan dihadapan puluhan ribu pengunjung dengan berlatar belakang laut selatan. Tarian topeng kaliwungu sendiri merupakan kesenian lokal yang menjadi warisan budaya tak benda.
Penyelenggaran event kesenian ini juga sebagai bagaian dari melestarikan budaya lokal sekaligus upaya untuk meningkatkan perisiwata lokal. Ratusan penari yang dilibatkan merupakan para siswa siswi di Kabupaten Lumajang. Hal ini sebagai bentuk cara untuk melakukan pelestarian kesenian lokal Topeng Kaliwungu.
Miftahul Huda, salah seorang pengunjung mengaku aksi dan penampilan para penari ini cukul bagus.
“Bagus cuman tadi ada sedikit kendala, pengennya tahun depan ada lagi dengan evaluasi. Tapi secara keseluruhan eventnya keren,” jelasnya.
Event ini merupakan pertama kalinya digelar dan bakal dijadikan event tahunan untuk menarik wisatawan dari luar.
“Semoga ini menjadi acara tahunan semiga makin keren dan makin sukses pokoknya keren,” ujar Fibri Novita.
“Budaya yang ada disini bisa dilestarikan sehingga masyrakat tidak melupkann budaya asli yang ada. Harapannya ini bisa diselenggarakan setiap tahun,” tambah Aliyah, pengunjung lain.
Sementara itu, Bupati Thoriqul Haq dan Wakil Bupati Indah Amperawati yang turut hadir dalam event tersebut menyampaikan masih perlu ada beberapa evaluasi.
Sebagai pihak penyelenggara, ia menyampikan agar masyarakat memaklumi mengingat event tersebut pertama kali diselenggarakan.
“Ini menjadi yang pertama kali, ini akan menjadi evaluasi kami untuk terus disempurnakan. Kita akan lakukan evakuasi, mohon dipahami dan dimaumi ini masih pertama,” kata Thoriq.
Namun, terlepas dari itu, penyelenggaraan event tersebut sukses menarik atensi masyarakat luar maupun lokal sehingga potensi pengenalan akan wisata dan budaya asli Lumajang meningkat.